1st ACIEB: FEBI UIN Antasari Bahas Integrasi Teknologi dan Ekonomi Syariah

Banjarmasin, 6 Agustus 2024 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari menyelenggarakan konferensi internasional pertama, yang bertajuk “1st Antasari Conference on Islamic Economics and Business (ACIEB)” di Aula Jafri Zam-Zam. Konferensi ini dihadiri oleh para pimpinan, dosen, tamu undangan, serta presenter terkemuka dari berbagai institusi.

Dalam sambutan yang disampaikan oleh Wakil Dekan 1 FEBI, Bapak M. Zaki Mubarak, M.Si.,  mengungkapkan kebanggaannya terhadap pelaksanaan acara tersebut. “Kami merasa terhormat dapat menjadi tuan rumah konferensi ini, yang tidak hanya menjadi platform bagi para akademisi dan praktisi untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga untuk menjalin kolaborasi internasional yang produktif. Konferensi ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk terus berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan praktik di bidang ekonomi dan bisnis Islam,” ujar Bapak Zaki Mubarak.

ACIEB 2024 menghadirkan serangkaian pembicara dari para ahli di bidangnya. Pemateri pertama, Dr. Ridoan Karim, Deputy Director of Undergraduate Studies dan dosen di Department of Business Law & Taxation, School of Business, Monash University, membawakan topik “Innovation, Regulation, and Sharia: Compliance in Islamic Fintech”. Dr. Karim menyampaikan pemaparan mendalam mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi fintech dalam mematuhi regulasi syariah. “Inovasi teknologi dalam fintech membawa banyak kemajuan, namun penting untuk memastikan bahwa setiap langkah tetap sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Regulasi yang baik harus mampu mengakomodasi perubahan teknologi sambil menjaga integritas prinsip syariah,” jelas Dr. Karim.

Pemateri kedua, Prof. Dr. Abdulcader M. Ayo, Dekan Mindanao State University KFCIAAS (King Faisal Center for Islamic, Arabic and Asian Studies), berbagi wawasan mengenai “Role of AI in Islamic Finance”. Dalam presentasinya, Prof. Ayo menguraikan bagaimana kecerdasan buatan (AI) dapat memajukan sektor keuangan Islam dengan meningkatkan efisiensi operasional dan analisis data. “AI menawarkan potensi besar untuk memperbaiki proses dalam keuangan Islam, tetapi implementasinya harus selalu diperiksa dari perspektif etika dan kesesuaian syariah,” tegas Prof. Ayo.

Sesi berikutnya diisi oleh Dr. Sazali Zainal Abidin dari Universiti Brunei Darussalam yang membahas tema “The Future of Islamic Economics and Finance in the Era of Artificial Intelligence in ASEAN Region”. Dr. Sazali menyoroti bagaimana AI dapat mempengaruhi masa depan ekonomi dan keuangan Islam di kawasan ASEAN, serta pentingnya adaptasi dan inovasi untuk memanfaatkan teknologi ini secara optimal.

Pemateri terakhir, Dr. H. Nur Kholis, S.Ag. SEI, M.Sh.Ec, dosen di Departemen Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (UII) dan pengawas beberapa lembaga sosial, menyampaikan presentasi berjudul “Building an Inclusive Islamic Digital Economy for Marginalized Communities in the Digital Age”. Dalam pemaparannya, Dr. Kholis menekankan pentingnya membangun ekonomi digital yang inklusif untuk komunitas yang terpinggirkan. “Di era digital ini, kita harus memastikan bahwa manfaat teknologi dan inovasi dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, terutama mereka yang selama ini kurang mendapatkan perhatian,” ujar Dr. Kholis.

Konferensi ini memberikan pemahaman mendalam mengenai topik-topik terkini dalam ekonomi dan bisnis Islam tetapi juga memfasilitasi dialog produktif antara akademisi dan praktisi. Melalui acara ini, FEBI UIN Antasari menunjukkan dedikasinya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan praktik di bidang ekonomi dan bisnis Islam.

Diharapkan, hasil dari konferensi ini akan mendorong kemajuan yang signifikan dalam penerapan prinsip syariah dalam berbagai aspek utamanya bisnis dan teknologi, serta memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ekonomi dan masyarakat Islam di masa depan.

berita ini telah diposting di https://febi.uin-antasari.ac.id/2024/08/1st-acieb-febi-uin-antasari-bahas-integrasi-teknologi-dan-ekonomi-syariah/